AllFreePapers.com - All Free Papers and Essays for All Students
Search

Ppt Akfor

Autor:   •  June 11, 2016  •  Course Note  •  441 Words (2 Pages)  •  757 Views

Page 1 of 2

Wawancara

Melalui analisis dan pengamatan yang tajam, beberapa fakta memungkinkan pemeriksa membuat sketsa awal dari fraud yang kemudian dikembangkan, didalami, dan diperluas dengan wawancara. Sebelum melakukan wawancara, investigator harus menguasai semua fakta yang terkumpul dengan baik. Investigator yang akan melakukan wawancara harus menguasai fakta dan memanfaatkan sepenuhnya fakta-fakta ini. Investigator harus memisahkan fakta dari apa yang masih bersifat dugaan.

Wawancara harus dimulai dengan orang-orang yang diduga paling kecil menjadi pelaku atau ikut serta dalam melakukan fraud, dilanjutkan dengan whistleblower, dan diakhiri dengan mereka yang diduga menjadi perencana atau otak dari tindak pidananya. Urutan tersebut penting disebabkan:

  1. Pada tahap awal belum banyak fakta yang terkumpul. Apabila wawancara dimulai dengan orang yang diduga pelaku maka ia akan cepat mengetahui fakta yang belum diketahui oleh investigator.
  2. Apabila pelaku telah mengetahui bahwa banyak orang sudah diwawancarai sebelumnya maka dia tidak bisa mengendalikan apa yang bisa dan sebaiknya tidak diungkapkan kepada investigator.

Apabila dalam suatu kasus fraud korban berjumlah cukup banyak, maka sebaiknya wawancara dilakukan terhadap para korban tersebut terlebih dahulu. Sering kali, ketika tidak ada bukti kuat mengenai pelaku, bukti petunjuk atau circumstantial evidence sebaiknya tidak diabaikan.

Sewaktu melakukan wawancara, catat detail yang diberikan tanpa menginterupsinya. Beri kesempatan seluas-luasnya kepada orang yang diwawancarai untuk memberikan detail dari keterangan yang diberikannya dengan caranya.

Wawancara secara formal dan interogasi dilakukan dalam suasana yang menjamin kerahasiaan seseorang, yang berada di dalam ruang wawancara hanyalah investigator dan yang diwawancarai.

Berikut adalah saran-saran untuk pengadaan ruang wawancara:

  1. Ciptakan suasana privacy. Ruangan harus tenang dan tidak ada gangguan atau kebisingan dari luar.
  2. Pintu ruang harusnya tidak berkunci dan tidak boleh ada penghalang apapun sehingga orang yang diwawancarai dengan bebas dapat meninggalkan tempat.
  3. Hilangkan segala sesuatu yang dapat mengganggu.
  4. Penerangan ruang harus cukup, namun tidak menyilaukan mata investigator maupun yang diwawancarai.
  5. Minimalkan kebisingan apapun.
  6. Kursi antara investigator dan orang yang diwawancarai berjarak sekitar satu setengah meter.

Apabila memungkinkan perlu ada ruang yang bersebelahan dengan ruang wawancara. Ruang yang bersebelahan ini lebih kecil dari ruang wawancara dan berfungsi sebagai ruang pengamatan. Pada dinding ruang wawancara ditempatkan cermin satu arah. Apabila yang diwawancarai atau pewawancara memerlukan penerjemah atau interpreter maka tempat duduk interpreter ditempatkan di sebelah pihak yang diwawancarai.

Behaviour Symptom Analysis dan Saluran Komunikasi

...

Download as:   txt (3.4 Kb)   pdf (107.6 Kb)   docx (9.6 Kb)  
Continue for 1 more page »