Arthur Andersen & Company
Autor: 'Steffan Tanzil' • November 17, 2016 • Case Study • 2,570 Words (11 Pages) • 1,529 Views
SEMINAR PEMERIKSAAN AKUNTAN
ENRON CORPORATION
[pic 1]
Kelas : BY
Anggota Kelompok :
Christopher Muchtar 125130150
Andy Wijaya 125130155
Steven Wijaya 125130156
Felix Putera 125130162
Steffan Tanzil 125130164
Wilson 125130169
Universitas Tarumanagara
Fakultas Ekonomi
Jakarta
2016
Case 1.1
Enron Corporation
Sinopsis
Arthur Edward Andersen membangun perusahaannya, Arthur Andersen & Company, menjadi salah satu accounting firms terbesar dan paling dihormati di dunia dengan reputasinya atas kejujuran dan integritasnya. "Think straight, talk straight" adalah motonya dan dia bersikeras bahwa kliennya mengadopsi sikap yang sama ketika mempersiapkan dan menerbitkan laporan keuangan berkala mereka. Filosofi audit Arthur Andersen tidak berbasis pada aturan, yaitu, ia tidak menekankan pentingnya klien harus sesuai dengan aturan akuntansi tertentu karena pada sekarang ini profesi akuntansi di Amerika Serikat hanya ada beberapa aturan formal dan pedoman untuk diikuti oleh akuntan dan auditor. Sebaliknya, Andersen menggunakan pendekatan substance-over-form untuk masalah audit dan akuntansinya. Dia dengan penuh semangat percaya bahwa peran utama auditor adalah untuk memastikan bahwa klien melaporkan secara lengkap dan jujur kepada publik, tanpa melihat dampak bagi klien mereka tersebut.
Ironisnya, Arthur Andersen & Co jatuh dramatis dari ketenarannya karena hasil asosiasinya dengan seorang klien yang dikenal karena penggunaan "trik akuntansi" yang agresif dan inovatif untuk memperbaiki laporan keuangannya. Enron Corporation, klien terbesar kedua Andersen, terlibat dalam transaksi yang rumit dan besar dengan ratusan entitas tujuan khusus (SPE) yang digunakan untuk menggelapkan kondisi keuangan sebenarnya dan hasil operasi nya. Antara penggunaan lainnya, SPE ini memungkinkan Enron untuk memindahkan aset berkinerja buruk dari neraca dan menyembunyikan kerugian besar dari operasinya. Selama tahun 2001, serangkaian keadaan, termasuk penurunan tajam dalam harga saham Enron, memaksa perusahaan untuk mengambil alih kendali dan kepemilikan banyak SPE nya yang bermasalah. Akibatnya, Enron terpaksa melaporkan kerugian besar pada bulan Oktober 2001, menyajikan kembali pendapatannya selama lima tahun sebelumnya, dan, akhirnya, mengajukan kebangkrutan pada bulan Desember 2001.
...