AllFreePapers.com - All Free Papers and Essays for All Students
Search

Valadoo Failed Strategy

Autor:   •  May 24, 2016  •  Case Study  •  522 Words (3 Pages)  •  1,442 Views

Page 1 of 3

Nusaibah Hasna |MMUGM | 66 C | 15/387175/PEK/20725

Tugas Mata Kuliah Management Control System

“Valadoo”

Valadoo adalah startup digital dari Indonesia yang berdiri pada tahun 2010 dan bergerak di bidang travel deals.  Valadoo didirikan oleh 3 orang mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh studi di Australia. Salah satu founder sekaligus CEO-nya bernama Jaka Wiradisuria. Pada akhir 2010, founders dari Valadoo mengikutkannya pada ajang Wismilak Diplomat Success Challenge dan valadoo sukses menjadi  salah satu pemenang. Dari kemenangan tersebut, Valadoo mendapat banyak exposure dari TV nasional.

Pada 2012, Valadoo mendapat investasi dari Wego,sebuah travel tech company asal Australia yang saat itu merupakan search engine travel paling lengkap. Dengan mendapat pendanaan besar tersebut, Valadoo berkembang cukup pesat, bahkan pada 2012 Valadoo masuk dalam 10 besar teratas startup digital Indonesia versi Wall Street Journal Asia. Valadoo fokus menjual berbagai paket wisata dengan destinasi Indonesia barat hingga timur. Selain itu, Valadoo juga menyediakan paket wisata untuk destinasi Australia, Asia dan Eropa Barat. Website Valadoo juga dilengkapi blog ‘Jelajah’ yang berisi liputan perjalanan para traveler yang diolah oleh tim Valadoo. Valadoo juga bekerja sama dengan  dua belas traveler  ternama seperti Riyani Djangkaru (chief editor DiveMag, ex-presenter Jejak Petualang), Amalla Vesta (@Liburanlokal), Achmad Alkatiri (Petualang ACI 2010, blogger), dll sebagai travel consultant bagi pelanggan. Dengan demikian, pelanggan dapat berkonsultasi dari A-Z mengenai rencana perjalanannya. Untuk pemasarannya, Valadoo bekerja sama dengan channel Malesbanget.com dan membuat web series travel indonesia ‘jalan jalan men’yang cukup populer. Valadoo berkembang cukup pesat, dengan modal awal 55 juta, omset Valadoo saat itu mencapai 2 milyar.

Awalnya, Valadoo bekerjasama dengan MalesBanget.com untuk melakukan pendekatan kepada konsumen muda. Namus ternyata strategi tersebut kurang berhasil walau sudah mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Pada Agustus 2014, Valadoo memutuskan merger dengan Burufly, sebuah social media dengan layanan seperti Pinterest untuk travel di tanah air.  keputusan ini dipilih untuk menekan biaya marketing. Tim Valadoo merasa perlu ada unsur sosial media di layanannya. Namun, pada imlementasinya, keputusan tersebut tidak berjalan sesuai rencana di atas kertas. CEO Valadoo menjelaskan ada dua kultur yang berbeda sehingga ekspektasi masing-masing juga berbeda. Hal ini diperparah dengan perbedaan platform teknologi  yang digunakan,  Drupal dan Django, sehingga proses penyatuan Valadoo dengan Burufly menjadi begitu sulit. Akibatnya, fitur sosial mereka terus tertunda bahkan tidak sempat diimplementasikan hingga akhir masa operasinya. Akhirnya pada april 2015, Valadoo mengumumkan penutupan layanannya karena pemasukan yang dihasilkan belum bisa menutup biaya operasionalnya.

...

Download as:   txt (4 Kb)   pdf (73 Kb)   docx (9.3 Kb)  
Continue for 2 more pages »