Business Ethic
Autor: Sara Neyrhiza • February 27, 2016 • Essay • 421 Words (2 Pages) • 2,294 Views
KASUS UNTUK DISKUSI
PUBLIUS
Diskripsi Kasus
Para peneliti di AT & T Lab mengumumkan penciptaan Publius, sebuah program komputer yang memungkinkan pengguna internet untuk melakukan enkripsi data atas file-file mereka. Aviel Rubin dan Lorrie Cranor , pembuat Publius mengatakan bahwa program mereka bisa membantu orang-orang di negara yang membatasi kebebasan berpendapat dan mereka dihukum karena berpendapat seperti di Cina.
Meskipun banyak yang menyambut baik perangkat lunak tersebut , namun salah seorang aktivis anti pornografi di National Law Center for Children and Families yang bernama Bruce Taylor , menyayangkan kehadiran Publius.
Pembahasan
Publius dibuat atas dasar perhatian mengenai hak-hak pengguna internet yang dilanggar oleh kebijakan pemerintah. Dimana, seperti di Cina misalnya, banyak tindakan hukum dilakukan bagi pelaku pelanggaran kebebasan berpendapat.
Hal pertama yang harus diperhatikan disini, pada dasarnya entah itu komunikasi langsung (tatap muka) maupun melalui teks (surat, email,sms,dll)perlu adanya etika yang harus diperhatikan. Ruang internet yang terlihatnya begitu “bebas” namun dalam konteks aktivitas tetap membutuhkan peraturan yang membatasi. Agar apa yang disampaikan, ditampilkan, diunggah dan dipublikasikan tidak mencederai nilai, norma dan hukum. Jadi setiap warna negara dimanapun tetap harus memperhatikan peraturan atau kebijakan yang ada di Negara tersebut khususnya mengenai kebebasan berpendapat.
Dalam hal ini, kelompok kami melihat, para pembuat Publius hanya melihat dari sudut pandang keadilan bagi pengguna internet dalam berpendapat. Mereka tidak cukup peka, terhadap berbagai isu ataupun permasalahan yang terjadi seandainya kebebsan berpendapat tidak dibatasi. Pengguna internet yang begitu beragam memungkinkan, materi-materi yang tidak layak terunggah, seperti misalnya materi pornografi, dan hal tersebut tentunya merugikan banyak pihak.
Memasarkan Publius, tidaklah etis. Sebab dilihat dari pendekatan yang lain seperti kebajikan, kelompok kami melihat sisi buruk dari Publius jauh lebih banyak daripada sisi baiknya. Seperti dikatakan oleh Bruce, Taylor dari National Law Center for Children and Families, yang paling mungkin menginginkan identitasnya untuk tersembunyi adalah mereka perilaku kriminal. Bisa saja terjadi, hak-hak para “korban” kejahatan dunia maya terabaikan karena kemampuan dari Publius ini dan tentunya keadilan menjadi tidak bisa ditegakkan.
...