Global Business - Ethics and Social Responsibility in International Business
Autor: Zefanya Defista • March 19, 2016 • Research Paper • 4,469 Words (18 Pages) • 1,993 Views
Bisnis Global
Ethics and Social Responsibility in International Business
[pic 1]
Disusun oleh:
M. Riandri Prasetya
Oktaviany Annisa
Zefanya Masni Ari Defista
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia
2015/2016
Ethics and Social Responsibility in International Business
Globalisasi membuat bisnis, karyawan dan pengusaha sebuah kesempatan untuk mencari pasar baru, memperluas lini produk dan memperkecil biaya produksi. Tetapi, globalisasi dalam bisnis global memiliki tantangan baru, yaitu mendefinisikan standar etik dan melakukan operasi yang bertanggung jawab secara social di seluruh pasar dan Negara tempat suatu perusahaan beroperasi. Dalam hal ini, satu isu penting adalah perusahaan bertanggung jawab untuk memberikan sebuah lingkungan kerja yang aman untuk karyawan dan perlindungan terhadap lingkungan. Isu lain yang penting adalah perusahaan harus merespon tekanan biaya yang terjadi akibat globalisasi.
A. The Nature of Ethics and Social Responsibility in International Business
Alasan terjadinya sebuah bisnis adalah untuk menciptakan nilai bagi para pelakunya. Lebih dari itu, mayoritas individu bekerja / melakukan bisnis untuk memperoleh pendapatan untuk kelangsungan hidup mereka. Jadi, Tujuan utama dari keputusan individu untuk melakukan bisnis adalah untuk meningkatkan pendapatan mereka atau mengurangi biaya.
Etika dapat didefinisikan sebagai kepercayaan pribadi dari suatu individu tentang perilaku, keputusan dan tindakan benar atau salah. Kemudian, meskipun etika didefinisikan sebagai kepercayaan individu, terdapat sebuah konsep yaitu perilaku beretika yang berkaitan dengan perilaku yang diterima oleh norma social. Pada umumnya, masyarakat menggunakan peraturan/hukum formal yang mencerminkan perilaku standar etika atau bisa disebut norma sosial dari anggotanya. Tetapi, meskipun hukum terlihat jelas, interpretasi dan aplikasi dari hukum masih ambigu. Hukum telah berlaku di beberapa Negara digunakan untuk mendefinisikan pekerjaan dan standar gaji. Tetapi, mengaplikasikan hukum di dalam organisasi / perusahaan tetap dapat menyebabkan sebuah ambigu yang dapat diinterpretasikan berbeda-beda. Generalisasi dalam penerapan hukum lebih kuat dalam membentuk perilaku dibandingkan keberadaan hukum belaka. Beberapa definisi menyarankan generalisasi sebagai berikut :
- Individu memiliki sistem kepercayaan personal tersendiri tentang perilaku beretika dan perilaku tidak beretika.
- Individu yang berasal dari budaya yang sama akan memiliki kepercayaan yang mirip tentang perilaku beretika dan perilaku tidak beretika
- Individu dapat memandang sebuah perilaku berdasarkan keadaan
- Individu dapat menyimpang dari sistem keyakinannya berdasarkan keadaan
- Nilai etika sangat dipengaruhi oleh budaya nasional
Anggota dari suatu budaya dapat menganggap suatu perilaku beretika, tetapi anggota dari budaya lain dapat menganggap perilaku tersebut beretika. Perbedaan ini dapat membuat dilemma etika dari pelaku bisnis global karena terdapat perbedaan antara standar etika di Negara asal dan di Negara tempat mereka melakukan bisnisnya.
B. Ethics in Cross-Cultural and International Context
Cara yang paling tepat untuk mengetahui ciri-ciri perilaku etika dalam konteks internasional dan lintas budaya adalah bagaimana suatu organisasi memperlakukan karyawannya, bagaimana karyawan memperlakukan organisasi dan bagaimana karyawan memperlakukan agen ekonomi.
...