Pertanyaan Pertama : Keberlanjutan Oraganisasi Dalam Berkompetisi Didsarkan Pada Unsur Strategy-Culture-Dan Peoplenya Selaras, Berdasarkan Kasus Pharmacia Dan Upjohn Unsur Mana Yang Menjadi Persoalan?
Autor: azmar diaz • February 11, 2016 • Article Review • 4,433 Words (18 Pages) • 1,005 Views
Pertanyaan pertama : Keberlanjutan oraganisasi dalam berkompetisi didsarkan pada unsur Strategy-culture-dan peoplenya selaras, berdasarkan kasus Pharmacia dan Upjohn unsur mana yang menjadi persoalan ?
Berdasarkan artikel pharmacial & upjohn yang telah dibaca yaitu mengenai merger dua buah perusahaan farmasi yang ingin memperluas lini produk masing-masing perusahaan setelah merger agar dapat bersaing dengan kompetitor yang lebih besar di pasar Global, merger yang dilakukan kedua perusahaan ini adalah Merger ekstensi produk mereka memanfaatkan kekuatan departemen riset dan pengembangan masing-masing untuk mendapat sinergi melalui efektivitas riset sehingga lebih prodiktif dalam inovasi namun ada beberapa unsur yang menjadi masalah diawal penggabungan dua perusahaan tersebut, dari ketiga unsur tersebut ada dua unsur yang menjadi sorotan saya sebagai persoalan pada kasus merger antara pharmacia & upjohn adalah Culture dan People dan karena terdapat perbedaan budaya yang sangat berbeda antara budaya amerika dan eropa (swedia), sehingga terjadi benturan budaya dalam kasus ini, dan segi peoplenya kurang kuatnya peran leadership yaitu pemimpin perusahaan sehingga tidak bisa menyatukan perbedaan dari culture tersebut .
Pernyataan :
Ketika Upjohn Farmasi, dan Pharmacia AB Stockholm bergabung pada tahun 1995, karyawan dari kedua belah pihak optimis akan terbentuk Pharmacia & Upjohn, Inc yang baru, kedua perusahaan berjuang untuk bertahan hidup dalam industri global. Bersama-sama mereka mewujudkan menjadi perusahaan global yang bisa bersaing secara ilmiah dengan rivalnya yang lebih besar. Sebelumnya Pharmacia telah mengakuisisi sebuah perusahaan Italia pada tahun 1993, dan beroperasi di milan. Perbedaan budaya manajemen menjadi permasalahan di antara kedua perusahaan ini, Pharmacia dengan budaya swedia dan upjohn dengan budaya amerika, budaya manajemen Phamarcia menggunakan sistem terbuka, dengan sistem kerja otonom dengan eksekutif meminta persetujuan seluruh kelompok sebelum membuat sebuah keputusan penting. Sedangkan budaya pada Upjohn, eksekutif mengikuti pendekatan top-down dengan tradisi Amerika, dimana keputusan mutlak dari eksekutif tanpa ada persetujuan dari bawahan. Hal ini berdampak tidak berjalannya stategi sesuai dengan tujuan awal perusahaan karena benturan dari budaya organisasi di kedua perusahaan ini. Hal ini berdampak timbulnya konflik internal di perusahaan tersebut dan banyaknya keputusan yang tidak dapat diterima oleh salah satu pihak.
Pemimpin atau CEO pertama pada saat merger kedua perusahaan ini adalah Jhon L.Zabbrizki yaitu pemimpin dari Upjohn berkewangaraan amerika, maka otomatis gaya kepimimpinan yang dia terapkan adalah dengan gaya Amerika dan mendominasi budaya manajemen perusahaan, hal ini membuat suasana kedua perusahaan menjadi tegang. Kebijkan yang dibuat oleh Jhon L.Zabbrizki berdampak dengan adanya birokrasi tambahan dan gaya perintah dan control yang dipaksakan dengan gaya Amerika menimbulkan masalah yang signifikan terhadap 34,000 pekerja dan manajer di Pharmacia & Upjohn. Swedia menggunakan untuk gaya terbuka, berbasis tim manajemen dimana tanggung jawab diserahkan kepada manajer yang terpercaya. Eksekutif Swedia juga cenderung untuk membangun konsensus di balik keputusan besar, dan menempatkan semua orang di perahu yang sama" (alla aer i baten) daripada menyerahkan perintah turun secara hirarki. Hal ini berbanding terbalik dengan budaya teradisi multional Amerika Serikat, yang cendrung kepemimpinan yang kuat dan struktur perintah-dan kontrol secara terpusat. CEO, Dr John Zabriskie, menciptakan sistem pelaporan ketat, pengendalian anggaran ketat, dan sering memperbaharui kepegawaian, yang bentrok dengan gaya organisasi swedia. Manajer dari pihak pharmacia merasa tidak puas, karena telah ditolak oleh eksekutif Amerika dan untuk mendorong mereka ke visi perusahaan yang telah bergabung. Perbedaan tidak hanya pada system manajemen mereka, perbedaan bahasa juga menjadi kendala serta kebiasaan perilaku dan peraturan juga menjadi permasalahan perusahaan ini.
...